Di era digital yang serba cepat ini, integrasi sistem informasi menjadi kunci penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan efisiensi operasional dan keunggulan kompetitif. Integrasi yang efektif memungkinkan aliran data yang lancar dan akses informasi secara menyeluruh di seluruh organisasi, menghubungkan silo-silo data yang sebelumnya terisolasi. Proses ini tidak hanya vital untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tetapi juga untuk meningkatkan responsivitas terhadap dinamika pasar dan kebutuhan pelanggan yang terus berubah.
Tulisan ini akan membahas:
- Apa Itu Integrasi Data, Aplikasi, dan Proses Bisnis?
- Permasalahan dalam Integrasi
- Integrasi Data / Data Integration
- Integrasi Aplikasi / Application Integration
- Integrasi Proses Bisnis / Business Process Integration
- Kesimpulan
- Referensi
- Tulisan Terkait
APA ITU INTEGRASI DATA, APLIKASI, DAN PROSES BISNIS?
Integrasi dalam konteks bisnis dapat dibagi menjadi tiga kategori utama: integrasi data, integrasi aplikasi, dan integrasi proses bisnis. ketiganya memainkan peran krusial dalam memfasilitasi operasi bisnis yang harmonis dan efisien.
- Integrasi Data / Data Integration. Integrasi Data adalah proses menggabungkan data dari berbagai sumber ke dalam satu sistem yang kohesif untuk menyediakan satu pandangan yang komprehensif dan akurat dari semua data yang tersedia. Integrasi data memastikan bahwa informasi dari berbagai sumber dikonsolidasikan ke dalam satu pandangan yang komprehensif sehingga memungkinkan analisis yang lebih mendalam dan wawasan yang lebih akurat.
- Integrasi Aplikasi / Application Integration. Integrasi Aplikasi melibatkan penggabungan dan pengkoordinasian aplikasi-aplikasi yang berbeda dalam sebuah organisasi agar dapat (1) berkomunikasi secara efektif, (2) berbagi data, dan (3) beroperasi secara serentak. Integrasi aplikasi memungkinkan aplikasi yang berbeda untuk berkomunikasi dan berbagi data secara efisien, memperkuat fungsi lintas platform.
- Integrasi Proses Bisnis / Business Process Integration. Integrasi Proses Bisnis mengacu pada penggabungan semua proses bisnis dari berbagai unit dalam sebuah organisasi untuk memastikan bahwa setiap proses alur kerja dijalankan secara efisien dan konsisten di seluruh departemen atau unit. Integrasi proses bisnis mengkoordinasikan dan menyinkronkan alur kerja berbagai lintas fungsi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi duplikasi kerja.
PERMASALAHAN DALAM INTEGRASI
Mengintegrasikan sistem dalam sebuah perusahaan menghadirkan tantangan signifikan yang dapat menghambat efisiensi dan membatasi kemampuan organisasi untuk memanfaatkan sepenuhnya aset data mereka. Tantangan-tantangan ini meliputi:
- Permasalahan Integrasi Data / Data Integration Problem. Banyak organisasi telah berkembang melalui fase adopsi teknologi, yang menghasilkan pembuatan sistem independen yang menyimpan data secara terpisah. Pemisahan ini mengarah pada silo data / data silo di mana informasi berharga terkurung dalam departemen atau unit tertentu, sehingga analisis data terpadu dan pengambilan keputusan holistik menjadi sulit. Tanpa pandangan data secara komprehensif, organisasi dapat kehilangan peluang untuk optimalisasi sehingga gagal dalam mengidentifikasi wawasan bisnis yang kritis.
- Permasalahan Integrasi Aplikasi / Application Integration Problem. Perusahaan sering kali mengimplementasikan berbagai sistem yang dikembangkan di platform berbeda dan dirancang untuk tujuan spesifik. Sistem-sistem ini mungkin menggunakan berbagai format data dan protokol komunikasi yang tidak secara alami kompatibel satu sama lain (system incompability). Ketidakcocokan ini memerlukan lapisan penerjemah dan desain antarmuka tambahan untuk memungkinkan komunikasi efektif antar sistem, yang akan memperumit arsitektur IT dan berpotensi menyebabkan masalah integritas data.
- Permasalahan Integrasi Proses Bisnis / Business Process Integration Problem. Proses mengintegrasikan berbagai sistem yang terpisah melibatkan kompleksitas teknis yang signifikan/ complex implementation. Hal ini sering kali memerlukan pemrograman dan konfigurasi khusus yang ekstensif, serta penerapan middleware. Kompleksitas ini tidak hanya membuat proses integrasi menjadi mahal tetapi juga memakan waktu dan sumber daya yang intensif. Perusahaan harus berinvestasi dalam tenaga ahli yang terampil dan mungkin dalam teknologi baru untuk mendukung proses integrasi, yang semuanya berkontribusi pada keseluruhan biaya.
CONTOH TANTANGAN INTEGRASI DALAM DUNIA NYATA
Salah satu contoh mengenai tantangan integrasi yang terdokumentasi dengan baik terjadi pada United Kingdom National Health Service (NHS) dan National Programme for IT-nya (NPfIT), yang merupakan salah satu inisiatif reknologi informasi sektor publik paling ambisius yang pernah dijalankan. Program ini bertujuan untuk merevolusi cara teknologi digunakan dalam layanan kesehatan, termasuk menciptakan sistem pencatatan elektronik terintegrasi untuk pasien di seluruh Inggris. NPfIT menghadapi tantangan integrasi signifikan selama implementasinya. Isu utama sangat terkait dengan integrasi sistem TI yang sangat kompleks dan berbeda di ratusan organisasi layanan kesehatan. Tantangan-tantangan ini termasuk:
- Berbagai penyedia layanan kesehatan memiliki sistem mereka sendiri untuk mengelola catatan pasien, banyak di antaranya tidak kompatibel satu sama lain. Hal ini membuat integrasi sistem yang terpadu di semua penyedia menjadi sangat kompleks. [Data Silo]
- Sistem yang ada menggunakan berbagai format data dan beroperasi pada standar yang berbeda, yang membuatnya sulit untuk mencapai komunikasi dan pertukaran data yang lancar di antara mereka. [System Incompability]
- Skala dan kompleksitas proyek yang sangat kompleks. Pengintegrasian semua sistem yang berbeda ini memerlukan solusi yang tidak sederhana, pemrograman ekstensif, dan perubahan signifikan pada infrastruktur TI yang ada. [Complex Implementation]
Tantangan integrasi terhadap proyek NPfIT milik NHS ini menyebabkan penundaan yang cukup lama, kebutuhan anggaran yang sangat besar, dan pada akhirnya menyebabkan kegagalan bagi sebagian besar program. Pada tahun 2011, program ini secara efektif dibongkar setelah gagal memberikan manfaat yang dijanjikan, meskipun telah menghabiskan miliaran pundsterling dana (Black, et. al, 2011).
INTEGRASI DATA / DATA INTEGRATION
Integrasi data melibatkan penggabungan data dari berbagai sumber untuk menciptakan tampilan yang terpadu, sangat penting untuk pengambilan keputusan yang terinformasi. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah "Bagaimana cara melakukan integrasi data?". Menurut Cohen (2007) yang telah dimodifikasi Arakelian (2019), integrasi data, utamanya, dilakukan menggunakan proses ETL (Extract, Transform, Load) yang didukung oleh teknologi data warehouse. Virtualisasi data juga berperan dengan menyediakan lapisan abstraksi yang memungkinkan akses data secara real-time dari berbagai sumber tanpa perlu replikasi, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi latensi. Dalam implementasinya, biasanya digunakan teknologi seperti Oracle Data Integrator dan data virtualization platform seperti Denodo.
PENDEKATAN DALAM PENYELESAIAN INKONSISTENSI DATA
Salah satu permasalahan yang telah dibahas pada bagian Permasalahan dalam Integrasi adalah Permasalahan Integrasi Data. Dalam banyak praktik, data disimpan dalam repositori yang berbeda-beda (data silo), misalnya dalam suatu data alamat, nama jalan dan nomor tersimpan dalam sistem A, sedangkan untuk kode pos dapat tersimpan dalam sistem yang berbeda. Begitu pun dengan nomor telepon, di mana nomor telepon adalah bagian dari alamat, akan tetapi tersimpan dalam sistem yang berbeda. Atau bahkan, bagian dari nomor telepon seperti kode lokasi yang tersimpan dalam sistem yang berbeda dengan bagian lain dari nomor telepon tersebut. Hal ini tentu berpotensi menimbulkan ketidakharmonisan teknis dalam integrasi data, yaitu inkonsistensi data. Contoh lebih signifikan lagi terkait inkonsistensi data ini adalah data dalam repositori yang berbeda yang mewakili informasi yang sama dapat tidak konsisten: misalnya, John Doe di satu sistem vs. Jonathon P. Doe di sistem lain.
Dalam Cohen (2007) yang telah dimodifikasi Arakelian (2019), telah dijelaskan beberapa pendekatan untuk dapat menyelesaikan inkonsistensi data tersebut, antara lain:
- Konsistensi Data / Data Consistency. Konsistensi data menjaga data dalam repositori terpisah yang ada, tetapi menggunakan mekanisme konsistensi, seperti replikasi basis data, untuk memastikan bahwa data tetap konsisten. Ini menghindari penulisan ulang aplikasi yang ada. Namun, konsistensi bisa sulit ditegakkan (terutama jika basis data heterogen dan memerlukan kode khusus), dan ini dapat memperumit pembangunan aplikasi terintegrasi yang baru. Ilustrasi contoh konsistensi data adalah sebagai berikut.
Misalkan sebuah perusahaan memiliki dua sistem terpisah untuk mengelola informasi pelanggan, yaitu (1) Sistem A (CRM) dan (2) Sistem B (E-commerce Platform).
Sistem A:
Nama: "Budi Ari"
Alamat: "Jl. Utama 123"
Nomor Telepon: "021-1234567"
Sistem B:
Nama: "Budi Ari"
Alamat: "Jl. Utama 123"
Nomor Telepon: "021-1234567"
Setiap kali ada perubahan data pelanggan, misalnya Budi Ari mengubah alamatnya, kedua sistem harus diperbarui secara konsisten.
Langkah-langkah implementasi konsistensi data adalah sebagai berikut.- Identifikasi Data yang Relevan. Tentukan data mana yang harus konsisten di seluruh sistem. Misalnya, data pelanggan seperti nama, alamat, dan nomor telepon.
- Tentukan Mekanisme Konsistensi.Pilih mekanisme untuk memastikan konsistensi data. Ini bisa berupa replikasi basis data, integrasi data, atau penggunaan layanan terpadu.
- Replikasi Basis Data. Gunakan alat replikasi basis data yang memastikan bahwa setiap perubahan pada data di satu sistem secara otomatis direplikasi ke sistem lain. Contoh alat replikasi: Oracle GoldenGate, IBM InfoSphere Data Replication.
- Integrasi Data. Buat integrasi antara sistem menggunakan middleware atau ETL (Extract, Transform, Load) untuk memindahkan data secara konsisten. Contoh alat ETL: Apache NiFi, Talend, Informatica.
- Penyediaan Layanan Terpadu. Bangun layanan web atau API yang bertindak sebagai lapisan antara sistem untuk memastikan bahwa setiap perubahan data dikendalikan dan disebarkan dengan benar. Contoh: Layanan RESTful yang memperbarui data di kedua sistem secara bersamaan.
- Monitoring dan Pengujian. Implementasikan alat pemantauan untuk memastikan konsistensi data berjalan dengan baik dan deteksi anomali secara real-time. Pengujian reguler dengan skrip otomatis untuk memastikan data tetap konsisten di seluruh sistem.
- Integrasi Tampilan Data / Data View Integration. Integrasi tampilan data sangat dipengaruhi oleh mekanisme yang digunakan untuk menghasilkan suatu tampilan data yang tunggal dan terunifikasi walaupun tersimpan di repositori yang terpisah-pisah. Kata kunci dari integrasi tampilan ini adalah tampilan yang bisa dimaknai bahwa perubahan atau modifikasi terhadap data dilakukan melalui tampilan data tunggal dan terunifikasi (unified data view). Pengguna akan melakukan modifikasi di unified data view. Kemudian secara otomatis, pemutakhiran akan dilakukan di setiap repositori yang menjadi basis data. Jika ada beberapa repositori yang menyimpan bagian-bagian data yang berbeda, setiap repositori yang relevan akan menerima pembaruan yang sesuai. Ilustrasi contoh adalah sebagai berikut.
Sebelum Pembaruan:
Sistem A: Nama: "Budi Ari", Alamat: "Jl. Utama 123", Nomor Telepon: "021-1234567"
Sistem B: Nama: "Budi Ari", Email: "budi@contoh.com", Riwayat Pembelian: "Order123"
Pengguna Melakukan Pembaruan:
Di unified data view, pengguna memperbarui Alamat menjadi "Jl. Cadangan 123" dan Email menjadi "budi.ari@contoh.com".
Setelah Pembaruan:
Sistem A: Nama: "Budi Ari", Alamat: "Jl. Cadangan 123", Nomor Telepon: "021-1234567" (Alamat diperbarui)
Sistem B: Nama: "Budi Ari", Email: "budi.ari@contoh.com", Riwayat Pembelian: "Order123" (Email diperbarui)
Dalam skenario ini, tampilan terpadu memastikan bahwa pembaruan pada Alamat hanya diterapkan di repositori yang menyimpan Alamat (Sistem A), dan pembaruan pada Email diterapkan di repositori yang menyimpan Email (Sistem B). Dengan cara ini, integrasi tampilan data memastikan bahwa semua perubahan data disebarkan secara konsisten ke repositori yang relevan, menjaga integritas dan konsistensi data di seluruh sistem yang terlibat.
Pendekatan data view integration seringkali memiliki biaya dan risiko terendah. Adapun langkah-langkah untuk melakukan pendekatan data view integration adalah sebagai berikut:- Federasi Basis Data / Database Federation. Federasi basis data menciptakan tampilan yang menyerupai basis data biasa. Ini secara otomatis mengoordinasikan permintaan ke beberapa repositori data yang mendasarinya.
- Pemetaan OO / OO Mapping.Pemetaan OO menggunakan lapisan pemetaan berorientasi objek transaksional standar (seperti EJB, JDO, Castor, atau Hibernate) yang secara eksplisit mengoordinasikan permintaan ke beberapa repositori data yang mendasarinya.
- Pembungkusan Layanan / Service Wrapping. Pembungkusan layanan menyediakan layanan (i.e. layanan web) dengan antarmuka program aplikasi khusus yang menyediakan modifikasi dan akses data yang dibutuhkan.
- Migrasi Data / Data Migration. Migrasi data adalah pendekatan di mana beberapa atau semua data dipindahkan ke satu repositori (baik terpusat [centralized] atau terdistribusi [distributed]). Ini berarti bahwa data dari berbagai sumber digabungkan menjadi satu sistem penyimpanan yang terintegrasi. Hal ini membutuhkan perencanaan yang hati-hati untuk memastikan bahwa data dipindahkan secara akurat dan konsisten. Selain itu, semua aplikasi yang ada harus ditulis ulang untuk menggunakan repositori baru ini. Penulisan ulang ini bisa menjadi proses yang kompleks dan memakan waktu karena setiap aplikasi perlu diubah untuk berinteraksi dengan repositori data yang baru. Ilustrasi contoh migrasi data adalah sebagai berikut.
Sistem Asal
Sistem A (Legacy CRM):
Nama: "Budi Ari"
Alamat: "Jl. Utama 123"
Nomor Telepon: "021-1234567"
Sistem B (E-commerce Platform):
Nama: "Budi Ari"
Email: "budi@contoh.com"
Riwayat Pembelian: "Order123"
Sistem Tujuan
Sistem CRM Baru:
Nama: "Budi Ari"
Alamat: "Jl. Utama 123"
Nomor Telepon: "021-1234567"
Email: "budi@contoh.com"
Riwayat Pembelian: "Order123"
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan migrasi data:
- Ekstraksi Data / Data Extraction. Data dari Sistem A dan Sistem B diekstrak ke dalam format yang bisa dibaca dan diproses, seperti CSV atau JSON.
- Transformasi Data / Data Transformation. Data diekstrak dari Sistem A dan B dan disesuaikan dengan format yang dibutuhkan oleh sistem CRM baru. Misalnya, menyesuaikan format nomor telepon atau memetakan kolom dari sistem asal ke kolom yang sesuai di sistem tujuan.
- Pemuatan Ulang Data / Data Loading. Data yang sudah ditransformasikan dimuat ke dalam sistem CRM baru. Setiap data pelanggan dari kedua sistem akan digabungkan menjadi satu entri dalam sistem CRM baru.
CONTOH INTEGRASI DATA DALAM DUNIA NYATA
Integrasi Data Global Nestlé
Nestlé menggunakan solusi data warehouse SAP yang terintegrasi dengan teknik virtualisasi data untuk memberikan wawasan real-time ke dalam rantai pasokan globalnya. Hal ini membantu mengoptimalkan operasi dari Nestlé dan membuat pengambilan keputusan yang lebih cepat (Dieringer, 2004).
Integrasi Data Walmart untuk Manajemen Inventaris
Walmart, salah satu pengecer terbesar di dunia, telah menerapkan sistem integrasi data yang canggih untuk mengelola inventarisnya yang luas di ribuan toko secara real-time. Dengan mengintegrasikan data dari sistem titik penjualan, basis data pemasok, dan sistem manajemen inventaris internal ke dalam gudang data terpusat (centralized data warehouse), Walmart dapat melacak ketersediaan stok, memprediksi permintaan berdasarkan data real-time, dan mengisi stok secara efisien. Sistem ini memungkinkan analisis mendetail tentang tren pembelian dan tingkat stok, yang akhirnya mengarah pada pengelolaan inventaris yang optimal dan pengurangan biaya (Kenton, 2020).
INTEGRASI APLIKASI / APPLICATION INTEGRATION
Integrasi aplikasi memastikan bahwa aplikasi yang berbeda dapat berkomunikasi dan berfungsi sebagai sistem yang koheren, berbagi data dan proses. Integrasi aplikasi dapat juga disebut sebagai EAI atau Enterprise Application Integration. Menurut Cohen (2007) yang telah dimodifikasi Arakelian (2019), integrasi aplikasi difasilitasi melalui web service menggunakan protokol seperti SOAP dan REST, yang memungkinkan aplikasi yang berbeda berinteraksi melalui internet. SOA (Arsitektur Berorientasi Layanan / Service Oriented Architecture) memainkan peran krusial dengan (1) mendefinisikan bagaimana layanan ini harus berinteraksi serta (2) berfokus pada peningkatan skalabilitas dan kemampuan penggunaan kembali (reusability). Middleware seperti ESB (Bus Layanan Perusahaan / Enterprise Service Bus) dan gateway API juga berpengaruh dalam memastikan pertukaran data yang aman dan efisien di seluruh sistem.
Seperti telah dijabarkan dalam bagian Permasalahan dalam Integrasi, integrasi aplikasi pun menghadapi permasalahan, yaitu system incompability. Banyaknya aplikasi terdahulu yang berdiri secara mandiri, yang tidak menyediakan mekanisme komunikasi dengan aplikasi lainnya. Hal ini sebenernya bisa dilakukan, salah satunya, dengan cara membungkus aplikasi terdahulu tersebut sehingga aplikasi terdahulu tersedia sebagai sebuah "layanan" atau "service". Setelah aplikasi terdahulu tersedia sebagai service, maka fungsionalitas dari aplikasi terdahulu dapat tersedia pada aplikasi lain melalui layanan antarmuka atau service interface. Akan tetapi, hal ini tetap menyisakan satu pekerjaan rumah, yaitu menghubungkan aplikasi lainnya tersebut dengan aplikasi layanan ini yang mungkin saja aplikasi-aplikasi tersebut berjalan pada ekosistem yang berbeda. Ada yang berjalan di linus, windows, MacOS, atau ekosistem lainnya. Cohen (2007) yang telah dimodifikasi Arakelian (2019) menjelaskan bahwa permasalahan ini dapat saja menjadi lebih kompleks karena kondisi-kondisi berikut.
- Aplikasi-aplikasi ini ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman dan/atau di berbagai perangkat keras dengan parameter tipe data, representasi data, dan cara pengiriman yang berbeda. Misalnya, satu aplikasi mungkin ditulis dalam bahasa C++ dan berjalan di server Linux, sedangkan aplikasi lain ditulis dalam bahasa Java dan berjalan di server Windows.
- Aplikasi-aplikasi ini terdistribusi menggunakan infrastruktur dan middleware platform yang berbeda-beda dengan model transaksi, model keamanan, model penyimpanan data, serta model pengiriman pesan dan notifikasi yang juga berbeda-beda. Misalnya, satu aplikasi mungkin menggunakan platform pesan seperti RabbitMQ untuk komunikasi, sementara aplikasi lain menggunakan Kafka.
CONTOH INTEGRASI APLIKASI DALAM DUNIA NYATA
Integrasi Salesforce dengan Platform Pemasaran
Salesforce mengintegrasikan sistem CRM-nya dengan platform pemasaran eksternal menggunakan API RESTful, yang memungkinkan pertukaran data yang mulus dan pembaruan informasi pelanggan secara real-time di seluruh platform. Integrasi ini meningkatkan efektivitas strategi keterlibatan pelanggan dan mempersonalisasi interaksi pelanggan (Wettemann, 2017).
Integrasi Aplikasi Barclays untuk Layanan Pelanggan yang Ditingkatkan
Barclays Bank telah secara efektif mengintegrasikan aplikasi perbankannya di seluruh platform seluler, online web, dan cabang fisik menggunakan kombinasi solusi manajemen API dan middleware. Integrasi ini memungkinkan pelanggan melakukan transaksi secara mulus antar berbagai saluran perbankan. Sebagai contoh, pelanggan dapat memulai transaksi secara online web dan menyelesaikannya melalui aplikasi seluler atau sebaliknya. Integrasi yang mulus ini meningkatkan pengalaman pengguna, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan visibilitas data di seluruh interaksi pelanggan, membantu Barclays menawarkan layanan yang disesuaikan dan merespons dengan cepat kebutuhan pelanggan (Thomas, 2018).
INTEGRASI PROSES BISNIS / BUSINESS PROCESS INTEGRATION
Integrasi proses bisnis melibatkan penyelarasan dan penghubungan proses bisnis dalam dan lintas batas organisasi untuk meningkatkan efisiensi alur kerja. Dalam bukunya, Cohen (2007) yang telah dimodifikasi Arakelian (2019) menjelaskan bahwa integrasi proses bisnis dapat dilakukan dengan dukungan perangkat lunak BPM (Manajemen Proses Bisnis / Business Process Management) dan DSS (Sistem Pendukung Keputusan / Decision SUpport System) yang membantu membuat keputusan yang didasarkan pada data. Piranti BPM membantu merancang, menjalankan, dan memonitor alur kerja. Sementara, sistem DSS menggunakan teknik data mining untuk menganalisis set data yang besar dan menghasilkan wawasan yang dapat membantu mengambil keputusan untuk mendukung keputusan bisnis yang strategis.
CONTOH INTEGRASI PROSES BISNIS DALAM DUNIA NYATA
Integrasi Proses Pengambilan Keputusan McDonald’s
McDonald's menggunakan kombinasi BPM dan DSS untuk mengintegrasikan proses pengambilan keputusannya di berbagai fungsi seperti manajemen inventaris dan layanan pelanggan. Integrasi ini membantu McDonald's menyesuaikan strategi operasionalnya secara dinamis, meningkatkan penyampaian layanan dan meningkatkan efisiensi operasional (Vitasek, Manrodt, dan Kling, n.d.).
Integrasi Proses R and D dan Manufaktur Siemens
Siemens AG telah mengintegrasikan proses penelitian dan pengembangan (R and D) dengan operasi manufaktur untuk memperlancar aliran informasi dari konsepsi produk hingga produksi. Menggunakan ERP SAP bersama dengan solusi pabrik digital Siemens, mereka telah menciptakan benang digital yang menghubungkan setiap fase pengembangan produk dan manufaktur. Integrasi proses bisnis ini telah memungkinkan Siemens untuk mengurangi siklus pengembangan produk, meminimalkan kesalahan karena salah kelola data, dan merespons lebih gesit terhadap tuntutan pasar. Integrasi ini memastikan bahwa setiap perubahan desain segera tercermin dalam instruksi dan jadwal manufaktur. Hal ini secara signifikan mengurangi waktu untuk produk Siemens terjun ke pasar dan meningkatkan efisiensi investasi R and D (Siemens, n.d.).
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan, integrasi data, aplikasi, dan proses bisnis menghadirkan tantangan signifikan karena keragaman bahasa pemrograman, platform perangkat keras, dan format data yang terlibat. Untuk mengatasi masalah ini, kita dapat memanfaatkan berbagai metode komunikasi, sistem bisnis enterprise (EBS), dan alat intelijen bisnis (BI). Pendekatan ini memfasilitasi pertukaran data yang mulus, sentralisasi dan standarisasi informasi, serta menyediakan analitik dan wawasan yang kuat. Pada tulisan berikutnya, kita akan membahas lebih dalam metode-metode ini dan mengeksplorasi bagaimana cara efektif memanfaatkannya untuk mengatasi masalah integrasi dan meningkatkan efisiensi organisasi.
REFERENSI
- Cohen, E. (2007). Boston University MET CS 782 Module. Modified by Arakelian, M. A., 2019.
- Dieringer, D. S. (2004). ERP Implementation at Nestle. Diakses pada 29 Juni 2024.
- Kenton, W. (2020). How Walmart Model Wins With "Everyday Low Prices".. Diakses pada 29 Juni 2024.
- Siemens. (n.d.). Siemens’ Digital Factory Solutions. Siemens. Diakses pada 29 Juni 2024.
- Thomas, B. (2018). Barclays' digital transformation aims to provide superior customer service. Diakses pada 29 Juni 2024.
- Vitasek, K., Manrodt, K., dan Kling, J. (n.d.). Vested For Success Case Study - McDonald's Secret Sauce for SUpply Chain Success. Diakses pada 29 Juni 2024.
- Wettemann, R. (2017). Salesforce Trilogy Financial. Diakses pada 29 Juni 2024.
Tulisan Terkait
- A. Integrasi / Integration
- B. Metode Komunikasi dalam Integrasi - Web Service / Communication Method in Integration - Web Service
- C. Kerangka Kerja Arsitektural / Architectural Frameworks
- D. Sistem Bisnis Perusahaan / Enteprise Business System (EBS)
- E. Intelijen Bisnis / Business Intelligence
Tidak ada komentar: